tak kilah jiwa terkoyak
memandang gadis idaman yang
tertaut lelakinya
yang mengabdi jadi sepasang
kekasih
terheran hatiku bicara
kapan hamba bisa jadi miliknya
yang mengasihi tanpa ada pamrih
terjerembabku mengadu
bahwa aku hanya bisa tertawa
bisu
dan menangis terbahak-bahak
di tengah rotasi perputaran hati
dan dalam kebingungan yang
sempurna
hanya sendu yang kubawa
untuk malam yang terang
dan untuk siang yang semakin
kelam
hanya pilu yang kupunya
untuk jiwa yang telah tiada
dan untuk hati yang berkaca-kaca
hanya ini yang kupunya
sebuah puisi harapan hati
dari kekekalan sendiri yang abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar